(Cerpen) - Dibalik Perjalanan yang Panjang - Nila Julianingtyas

Dibalik Perjalanan yang Panjang


     Namaku Anishwa Araya. Di rumah dan di sekolah aku biasa dipanggil Ara. Aku berasal dari keluarga yang sederhana. Aku tinggal bersama ayah dan bundaku di Bandung. Sekarang aku duduk di kelas tujuh SMP Negeri 14 Bandung. 
Pagi yang cerah mengiringi hariku. Mentari telah menyapaku melalui jendela kamar. Sinarnya telah masuk dan mengetuk mataku. Alarm telah berdenting seraya membisikkan kepadaku 

     “Ara.. ayo bangun. Kamu harus sekolah sekarang”

     Mau tak mau aku harus membuka mataku. Diawali dengan bangun, mandi, sarapan, dan berangkat ke sekolah. 

     “Yah, Bun, Ara berangkat sekolah dulu ya..”, pamitku disertai mencium tangan ayah dan bunda. 
     “Iya nak. Hati-hati ya..” , kata ayah dan bunda
     “Nanti kalau pulang langsung pulang ya.. jangan pulang terlalu sore”, tambah bunda sambil mencium keningku.
     “Siap bun” 

     Aku keluar rumah, memakai sepatu dan berangkat ke sekolah. Aku sengaja berangkat sendiri dengan berjalan kaki karena jarak rumah dan sekolahku tidak terlalu jauh. Hanya selang beberapa rumah saja dari rumahku. 

     Tiba di sekolah, aku langsung masuk ke dalam kelasku. Pelajaran berlangsung begitu cepat. Tiba-tiba terdengar bel istirahat. Saat itu aku mau pergi ke perpustakaan namun aku dipanggil oleh guruku untuk menemuinya di ruang guru. Dengan perasaan yang berdebar-debar, aku berjalan menuju ruang guru sendirian. 

     “Permisi bu.. apakah ibu memanggil saya?”, kataku membuka percakapan
     “Iya Ara. Ibu memanggil kamu kesini untuk membicarakan suatu hal. Silahkan kamu duduk disini”, jawab Bu Indri seraya mempersilahkan aku duduk
     “Iya bu. Terimakasih”, jawabku
     “Jadi begini, ibu memanggil kamu kesini itu karena ibu ingin menyuruh kamu untuk mewakili sekolah kita dalam lomba Olimpiade Matematika tingkat Kabupaten bulan depan. Gimana? Apakah kamu mau Ara?”, jelas bu Indri

     Aku berpikir sejenak dan aku menjawab pertanyaan bu Indri dengan yakin.

     “Iya bu. Ara mau”
     “Alhamdulillah.. kalau Ara mau. Jadi, mulai sekarang persiapkan semua materi-materi yang memungkinkan untuk olimpiade nanti”, jawab bu Indri dengan perasaan senang
     “Siap bu”, jawabku

     Setelah itu, aku kembali ke kelas karena waktu istirahat telah berakhir. Tak terasa bel pulang telah berbunyi. Aku pun pulang ke rumah dengan cepat karena ingin memberitahukan ini semua kepada ayah dan bundaku.

     Sampai di rumah, aku langsung masuk dan bercerita kepada ayah dan bunda. Betapa bangganya mereka mendengarkan ceritaku saat aku dipilih untuk mengikuti lomba olimpiade matematika. Sejak saat itu juga aku mulai mempersiapkan semua materi-materi yang menurutku itu akan ada di soal olimpiade.

     Waktu berjalan sangat cepat. Tak terasa perlombaan kurang satu minggu lagi. Namun aku yakin selama aku bisa kenapa enggak. Aku menambah semangat belajar demi menggapai apa yang aku inginkan.
Perlombaan pun tiba di depan mata. Ayah dan bundaku memberiku semangat saat aku mau berangkat. Tak lupa juga, teman-temanku juga memberiku semangat. Aku berangkat menuju tempat lomba dan aku berjuang demi nama baik sekolah.

     “Aku pasti bisa, aku tidak akan mengecewakan orang-orang yang telah menyemangatiku selama ini”, ujarku

     Perlombaan pun dimulai. Ada waktu 120 menit untuk menjawab puluhan soal. Tak ada masalah bagiku karena aku sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari. Waktu mengerjakan telah selesai. Aku pun akhirnya langsung pulang menuju rumah, bukan ke sekolah.

     Keesokan harinya saat aku berada di sekolah, guruku Bu Indri kembali memanggilku ke ruang guru. Bu Indri bilang bahwasannya aku memperoleh Juara I dalam Olimpiade Matematika kemarin. Aku terkejut dan tidak menyangka bahwa aku akan mendapatkan yang terbaik.

     Saat pulang dari sekolah, aku bercerita kepada ayah dan bundaku bahwa aku mendapatkan Juara I Olimpiade Matematika dan mereka berdua bangga melihat keberhasilanku. Aku merasa senang sekali dan mengucapkan banyak terimakasih kepada ayah dan bunda yang selama ini telah membingku sampai aku seperti ini. 

-Seseorang dapat meraih kesuksesannya dalam berbagai hal, asalkan dia memiliki semangat yang tidak terbatas dan dia mau melewati tantangan yang sulit dan membutuhkan perjalanan yang panjang untuk bisa meraihnya-(NilaJulia)

Diabadikan oleh : Nila Julianingtyas

Comments

Popular posts from this blog

Manusia Purba di Indonesia (Jenis & Ciri-ciri)

Present Continuous Tense

Recount