Penjelasan Tari Sanghyang

Kali ini saya akan membahas salah satu tarian dari daerah Bali yang bernama Tari Sanghyang. Apakah sudah ada yang tau...? Kalau belum, mari simaklah penjelasan berikut ini.

Tari Sanghyang adalah tarian tradisional yang ditampilkan sebagai pelengkap dalam upacara pengusiran wabah penyakit yang melanda suatu desa atau daerah di Bali. Tarian ini biasanya ditarikan oleh penari yang masih gadis atau belum dewasa dan dianggap masih suci. Tari Sanghyang  ini merupakan salah satu tarian peninggalan kebudayaan pra-Hindu yang masih di lakukan oleh masyarakat Hindu di Bali.

Asal Mula Tari Sanghyang

Menurut beberapa sumber yang ada, Tari Sanghyang ini merupakan sisa-sisa kebudayaan pra-Hindu yang difungsikan sebagai bagian dari upacara untuk mengusir wabah penyakit yang sedang melanda suatu desa atau daerah. Tarian ini juga dapat berfungsi sebagai sarana pelindung terhadap ancaman kekuatan hitam (black magic). Tarian digunakan oleh masyarakat untuk melakukan komunikasi spiritual alam gaib dengan memasukan roh kedalam tubuh panari dan meminta agar dijauhkan dari bahaya tersebut. Di beberapa dearah di Bali, tarian ini masih ada hingga sekarang, walaupun tidak setiap saat ditampilkan karena sifatnya yang sakral.

Jenis Tari Sanghyang

Di Bali, Tari Sanghyang ini memiliki beberapa jenis diantaranya, Tari Sanghyang dedari, sanghayang deling, sanghyang dangkluk, sanghyang penyalin, sanghyang celeng, sanghyang medi, sanghyang bumbung, sanghyang kidang, sanghyang jenger, sanghyang sengkrong, dan sanghyang jaran. Secara umum jenis Tari Sanghyang ini memiliki fungsi yang sama, yaitu mengusir wabah penyakit dan kekuatan magic yang mengancam. Namun yang membedakan adalah bentuk pertunjukannya baik dari kostum, gerak, dan penyajian pertunjukan.

Pertunjukan Tari Sanghyang

Tarian ini biasanya dilakukan oleh para penari yang masih gadis atau perempuan yang belum dewasa, hal ini dilakukan karena penari yang masih gadis dianggap masih suci. Sebelum pertunjukannya, penari diwajibkan memenuhi beberapa syarat seperti tidak boleh berkata kasar dan jorok, bohong, mencuri dan beberapa pantangan lainnya. Selain itu juga mengikuti petunjuk dan tata tertib desa yang telah ditentukan.

Dalam pertunjukannya, penari menari dalam keadaan tidak sadar atau kemasukan roh. Awalnya penari terlebih dahulu diasapi kepalanya yang sudah ditutupi dengan kerudung putih diiringi dengan nyanyian suci. Kemudian saat kerudung tersebut dibuka maka penari sudah mengalami trance atau tidak sadarkan diri. Dalam kondisi tersebut mereka menari-nari dan kadang-kadang mereka menari di atas bara api lalu berkeliling desa untuk mengusir wabah penyakit. Setelah memasuki akhir upacara/pertunjukan panari dikembalikan kesadarannya dengan melepas roh tersebut ke tempat asalnya.

Begitulah penjelasan dari Tari Sanghyang ini. Semoga bermanfaat ya...

Comments

Popular posts from this blog

Manusia Purba di Indonesia (Jenis & Ciri-ciri)

Present Continuous Tense

Recount